Salah satu dari bentuk hal terbaik yang seorang pemilik bisnis dapat lakukan adalah dengan tetap terus merekam segala jenis transaksi yang selalu terjadi dalam operasional bisnis. Hal ini bahkan lebih penting apabila terjadi penjualan. Dan di luar penjualan, menjaga catatan biaya barang yang nantinya akan dijual juga tidak kalah pentingnya.
Hal ini merupakan langkah awal yang nantinya akan semakin membantu para pelaku bisnis untuk mengelola operasional bisnis mereka secara lebih menyeluruh menjadi lebih baik dalam menentukan apakah bisnis tersebut masih bernilai atau tidak. Kebanyakan dari bisnis yang gagal karena adanya fakta bahwa para investor yang telah gagal dalam menyimpan catatan-catatan dari barang-barang mereka. Terdapat banyak sekali alasan mengapa seorang pebisnis harus menjaga rekaman jejak penjualan barang-barangnya yang menjadi sangat penting untuk dilakukan.
Agar dapat memulai bagaimana dalam menjaga catatan yang nantinya akan semakin membantu para pemilik dalam menentukan keuntungan yang telah dibuat. Tujuan utama dari berbisnis adalah bagaimana cara mereka untuk menghasilkan keuntungan. Keuntungan yang telah masuk bagaimanapun juga harus tetap dilihat serta bagaimana seorang pemilik bisnis dalam melihat harga pokok dari setiap penjualan-penjualan produknya. Inilah sebabnya mengapa lebih banyak waktu yang harus dihabiskan untuk menentukan segala biaya rata-rata barang yang telah terjual.
Hal ini juga sangat penting untuk Anda pahami bahwa dengan cara menjaga segala catatan-catatan biaya-biaya pokok penjualan yang nanti akan semakin membantu Anda bagaiaman dalam merencanakan masa depan. Perencanaan merupakan kunci utama untuk kesuksesan dalam menjalankan sebuah bisnis. Inilah sebabnya mengapa dari setiap pemilik bisnis harus tetap selalu melihat apa saja yang dia mampu dan apa saja yang dia sama sekali tidak mampu untuk dicapai sebelum akan membuat keputusan terhadap bisnis.
Bagaimana cara Anda untuk menghitung harga pokok penjualan bagi para pengecer?
Harga pokok penjualan bagi seorang pebisnis ritel adalah sama saja dengan biaya persediaan dari awal ditambahkan dengan biaya pembelian bersih (kombinasi ini sebenarnya adalah biaya barang yang masih tersedia) kemudian dikurangi dengan biaya persediaan akhir.
Biaya pokok penjualan juga tentunya bisa didapat dari biaya pembelian bersih plus atau minus perubahan dalam persediaan selama periode akuntansi. Sebagai contoh, apabila persediaan sudah semakin meningkat, maka biaya pokok penjualan merupakan biaya pembelian bersih minus dari peningkatan persediaan. Jika persediaan sudah semakin menurun, maka biaya dari harga pokok penjualan adalah biaya dari pembelian bersih kemudian ditambahkan dengan penurunan persediaan.
Saat terjadi inflasi, para pengecer juga harus memilih untuk asumsi arus biaya, seperti :
1. FIFO,
2. LIFO.
3. Average (Rata-rata).
Asumsi dari arus biaya tersebut akan menjadikan perbedaan dalam jumlah yang nantinya akan dilaporkan sebagai beban pokok penjualan dan biaya yang dilaporkan sebagai persediaan.
(Asumsi dari arus biaya akan dapat berbeda dari cara persediaan tersebut akandiputar atau dijual kembali.)
Sulitnya dalam mengelola sebuah bisnis secara manual seharusnya sudah mampu diotomatisasi dengan adanya teknologi untuk saat ini yang sudah semakin berkembang pesat.
Apabila pembaca membutuhkan bantuan dan pendampingan tentang perkembangan bisnis dan konsultasi bisnis atau seputar software akuntansi, silahkan hubungi 0818521172, Office : 031-21100152 atau email ke groedu@gmail.com bisa juga groedu_inti@hotmail.com