PERNGERTIAN DARI AKTIVA (ASSET)


Berikut ini merupakan pembahasan tentang konsep Aktiva. Dari segi konsep yang dimaksud dengan aktiva adalah terdiri dari sumber-sumber ekonomi milik perusahaan yg sudah diakui dan diukur sesuai dengan beberapa prinsip-prinsip akuntansi yang bersifat umum, termasuk tentang beban tangguhan tertentu yang sama sekali tidak berbenturan dengan sumber ekonomi.”

Sedangkan dalam FASB (1990) mendefinisikan konsep dari aktiva adalah sebagai berikut:
“Aktiva adalah manfaat ekonomi yang mungkin saja bisa terjadi pada masa mendatang dan bisa diperoleh atau dikendalikan oleh suatu entitas tertentu sebagai akibat dari transaksi atau peristiwa dari masa lalu.”
Dari beberapa definisi diatas dapat diketahui bahwa definisi sesungguhnya aktiva memiliki tiga karakteristik utama, berikut ini adalah ketiga karakteristik tersebut :

1. Memiliki Tingkat Manfaat Ekonomi Pada Masa Mendatang.

Yang dimaksud dengan manfaat ekonomi disini menurut versi dari IAI / Ikatan Akuntansi Indonesia tahun 1994 adalah seperti ciri-ciri berikut ini :
a. Dapat digunakan baik secara mandiri maupun dengan bersama aktiva lain dalam produksi barang & jasa yg telah dijual oleh unit usaha.
b. Dapat dengan mudah dipertukarkan dgn aktiva lain.
c. Dapat digunakan untuk melunasi hutang perusahaan.
d. Dapat dibagi-bagikan kepada para pemilik perusahaan.

Pengamatan karakteristik manfaat ekonomi juga dapat dilihat dari tingkat kelangkaan (scarcity) dan kemanfaatan (utility)nya saat masih digunakan oleh perusahaan. Seperti :

1. Sebagai sumber ekonomi yang produktif.
2. Untuk produk.
3. Sumber uang.
4. Klaim yang dapat digunakan untuk menerima uang.
5. Kepemilikan hak terhadap perusahaan lain.

2. Dikuasai Oleh Suatu Unit Usaha Tertentu.

Dari sisi akuntansi yang memandang bahwa aktiva sebagai sumber ekonomi yang berada dibawah penguasaan/pengendalian dari unit usaha tertentu.

3. Hasil Dari Transaksi Pada Masa Lalu.

Sebuah unit usaha dapat mengakui suatu aktiva apabila sudah terjadi transaksi atau peristiwa lain yg dapat menyebabkan suatu entitas memiliki hak atau pengendalian terhadap manfaat dari kepemilikan aktiva tersebut.

Penilaian aktiva dalam akuntansi merupakan suatu proses yang menentukan jumlah rupiah untuk dapat menentukan makna ekonomi dari suatu aktiva yang akan disajikan ke dalam neraca. Tujuan dari penilaian aktiva adalah :

1. Sebagai salah satu langkah untuk pengukuran terhadap laba perusahaan.
2. Sebagai salah satu langkah dalam proses penyajian dari posisi keuangan perusahaan.
3. Untuk memenuhi kebutuhan informasi yang segera ingin dicapai dari pelaporan keuangan perusahaan.
4. Memenuhi segala kebutuhan informasi khusus yang memerlukan bentuk penilaian untuk kepentingan pihak manajemen

Dasar-Dasar Penilaian Terhadap Aktiva Perusahaan

Yang digunakan sebagai dasar penilaian adalah dari keluaran (output value) yang menunjukkan akan adanya aliran dana (kas) yang diperkirakan akan diterima oleh perusahaan pada masa mendatang sesuai dengan harga pertukaran dari ouput/produk yang telah dihasilkan oleh perusahaan.

1. Discounted Future Cash Receipts or service potensial.
Adalah nilai sekarang dari kas dimasa mendatang yang akan diterima oleh perusahaan seandainya aktiva akan dijual. Dasar ini sebenarnya dapat digunakan apabila harapan terhadap penerimaan kas/setara kas dapat ditaksir cukup pasti dan dalam jangka waktu penerimaan yang cukup panjang, namun dengan tanggal penerimaan yang sudah pasti.

2. Harga keluaran sekarang (current output price).
Merupakan harga pasar sekarang yang menjadi dasar rasional utk dapat menilai seberapa besarnya harga jual pada masa datang. Sebagai contoh digunakan untuk surat berharga dan beberapa jenis persediaan milik perusahaan.

3. Nilai Setara Kas Sekarang (current cash equivalent).
Nilai ini menunjukkan seberapa besar jumlah kas atau daya beli secara umum yang dapat diperoleh dengan cara menjual setiap aktiva berdasarkan keadan perusahaan secara normal.

4.. Nilai Likuidasi (liquidation value).
Nilai dari setara kas sekarang, dengan perbedaan bahwa nilai keluarannya sudah diperoleh dari kondisi pasar yg berbeda. Akan digunakan jika :

a. Produk sudah mulai kehilangan manfaatnya.
b. Adanya rencana untuk segera membubarkan bisnis.

Selanjutnya tentang nilai masukan (input value) menunjukkan seberapa besars jumlah rupiah yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk dapat memperoleh aktiva (input) yang akan digunakan dalam kegiatan operasional.

a. Cost historis : harga dari pertukaran barang & jasa pada saat terjadinya transaksi.
b. Cost masukan terkini (current input cost) : menunjukkan harga pertukaran yang harus dikorbankan pada saat sekarang agar dapat memperoleh aktiva yang sejenis dalam kondisi yang sama.
c. Discounted future cost : menunjukkan tentang seberapa besar nilai sekarang untuk pengorbanan ekonomi pada masa mendatang seandainya potensi jasa tertentu sudah peroleh sekaligus pada saat sekarang.
d. Standard cost : menunjukkan cost/biaya sekarang dalam kondisi perusahaan masih beroperasi pada tingkatan yang efisiensi dan kapasitas produksi masih normal.

Pengakuan Terhadap Aktiva

Agar dapat menyatakan pengakuan terhadap aktiva sebenarnya terdapat empat macam kriteria:

1. Definisi (definition) : suatu aktiva akan masuk dalam struktur akuntansi apabila sudah memenuhi definisi dari elemen laporan keuangan.
2. Keterukuran (measurability) : suatu aktiva harus memiliki makna tertentu yang sudah relevan dan dapat diukur jumlahnya dengan reliabilitas yang cukup tinggi.
3. Relevansi (relevance) : segala jenis informasi yang terdapat dalam aktia tersebut sudah memiliki kemampuan untuk membuat suatu perbedaan dalam keputusan yang akan diambil  oleh para pemakai laporan keuangan.
4. Reliabilitas (reliability) : informasi yg dihasilkan harus sudah sesuai dengan keadaan yang telah digambarkan atau ditunjukkan dan dapat diuji perilah kebenarannya.

Selanjutnya untuk pengaturan pengakuan (recognition rules), dari aturan pengakuan menunjukkan bahwa aturan khusus yang digunakan untuk dapat mengidentifikasi aktiva tertentu.

Kriteria untuk pengakuan (recognition criteria), adalah pedoman dasar yang secara umum seringkali digunakan dalam memformulasikan segala pengaturan pengakuan kriteria untuk dapat mengakui aktiva:

a. Didasarkan pada hokum yang berlaku saat ini.
b. Pemakaian prinsip yang konservatif.
c. Makna/substansi ekonomi terhadap suatu transaksi.
d. Kemampuan untuk dapat mengukur seberapa besar nilai dari aktiva tersebut.