APBN-P 2016 AKAN RAMPUNG WAJAH DUA DITJEN SRI MULYANI SEMAKIN TEGANG


Seputar perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2016 yang nantinya akan selesai dalam beberapa hari ke depan. Hal ini merupakan periode yang sudah cukup menegangkan untuk pihak Kementerian Keuangan (Kemenkeu), khususnya dari pihak Direktorat Jenderal Pajak (Ditjen Pajak) dan Ditjen Bea Cukai.

Hal ini telah diakui sendiri oleh Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, seusai mengumumkan tim reformasi dalam bidang perpajakan di Kantor Pusat Pajak, Jakarta, Selasa (20/2016).

“Kita masih harus fokus pada APBN-P 2016, tinggal beberapa hari ke depan. Lihat saja wajah dari Pak Ken (Dirjen Pajak) sama Pak Heru (Dirjen Bea Cukai) yang masih terlihat sama-sama tegang,” ungkapnya.

Dirjen Pajak, Ken Dwijugiasteadi

Sri Mulyani sudah menyatakan, bahwa anggaran negara masih dalam batas yang tetap aman. Artinya adalah defisit anggaran diperkirakan pada rentang 2,5-2,7% atau masih di bawah batas yang telah ditentukan oleh UU keuangan negara.

“APBN itu sebenarnya sangat unik Undang-Undang-nya. Penerimaan merupakan proyeksi, belanja itu sudah benar-benar fix. Sehingga memang APBN harus selalu menjaga bagaimana agar penerimaan yang merupakan proyeksi yang pasti tidak akan seperti hundred percent akurat, akan tetapi belanja itu sudah benar-benar pasti. Karena kita sebenarnya sudah mengeluarkan DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran). Dan ini juga yang harus kita kelola secara terus menerus,” paparnya.

4f245b5d-02e0-4fd6-9c99-6277667ae599_169

Dirjen Bea Cukai, Heru Pambudi

Menjelang tahun depan, Sri Mulyani telah mengakui pasti akan ada tantangan dari sisi harga minyak dunia yang diperkirakan dari banyak pihak akan semakin meningkat. Harga minyak memang menjadi salah satu komponen asumsi makro ekonomi.

yang paling berpengaruh terhadap penerimaan dan belanja negara. Meski demikian, komponen tersebut akan dilihat dalam kurun waktu satu tahun mendatang. Bukan bersifat harian.

“Mengelola APBN sama sekali tidak sampai merespons tiap hari. Kalaupun ada tren dari harga minyak, maka nilai tukar, perdagangan internasional, bahkan jika memang ada bencana alam, kita harus melakukan dalam konteks satu tahun anggaran,” kata Sri Mulyani.

“Jadi apabila kami akan terus melakukan simulasi dalam mengantisipasi apa artinya. Namun kalau setiap kali mesti ada kejadian selalu saya memberikan statement maka akan semakin memberikan kebingungan umum,” ujarnya.

Apabila pembaca membutuhkan bantuan dan pendampingan tentang perkembangan bisnis dan konsultasi bisnis atau seputar software akuntansi, silahkan hubungi 0818521172, atau email ke groedu@gmail.com atau groedu_inti@hotmail.com

Sumber : Klik di sini