Jika dihitungan, memangnya sudah berapa banyak rupiah yang harus dibuang oleh para pebisnis makanan dan minuman ke tempat sampah dari setiap tahun? Apakah sehelai selada, beberapa gram daging mungkin saja seperti tidak terlihat banyak. Namun dari setiap bulan itulah akan semakin terus bertambah sampai menjadi setumpuk uang dengan jumalh yang sangat besar.
Limbah, pembusukan bahan-bahan makanan, kelebihan stok, pencurian, dan segala biaya-biaya makanan yang “tersembunyi” dan begitu serius dapat menghambat peredaaran arus kas dari para pebisnis makanan dan minuman.
Manajemen persediaan yang lebih tepat akan dapat membantu Anda dalam menemukan dan mengurangi adanya resiko biaya dai limbah makanan dan dapat memaksimalkan rupiah yang dibelanjakan pada produk/bahan baku.
Sebagian besar dari segala biaya-biaya operasional yang terikat dalam produk yang sudah dibeli. Dapat mengelola persediaan merupakan cara bagaimana untuk memaksimalkan dari setiap rupiah yang telah dihabiskan.”
Berikut merupakan alasan-alasan betapa sangat repotnya bagi seorang pengelola dalam mengurangi adanya limbah makanan dan minuman serta bagaimana dalam mengendalikan persediaan makanan tersebut :
1. Terbentuknya Tim Pengelola Stock yang Berantakan.
Para pebisnis sama sekali tidak memilih orang-orang yang bertanggung jawab terhadap seluruh proses, termasuk tentang bagaimana sebuah persediaan dari produk yang telah diorganisir dan diterima. Bagaimana mencari individu dan tim-tim yang tentunya dapat dipercaya dan begitu analitis biasanya terbilang sulit. Namun itu semua akan dapat menghasilkan organisasi produk yang lebih maksimal.
2. Sama Sekali Tidak Melatih Tim Pengelola Stock dengan Baik.
Kerugian bisa saja disebabkan karena pemahaman yang terlalu buruk terhadap metode persediaan yang telah digunakan. Mereka harus tahu tentang :
• Kategori inventaris.
• Unit pembelian.
• Unit masalah.
• Daftar inventaris makanan.
• Dan masih banyak lagi yang lainnya.
Tidak memberikan kesan terhadap seluruh staf betapa pentingnya daftar persediaan yang harus dikelola dengan baik merupakan sebuah kesalahan.
3. Tidak Rutin Dalam Menghitung Persediaan/Stock.
Menghitung persediaan secara mingguan, bulanan, tahunan, atau bahkan pada penutupan setiap hari kerja agar dapat mengawasi persediaan. Semakin sering inventarisasi dilakukan, maka akan semakin mudah dalam mengidentifikasi dan memperbaiki masalah yang mungkin akan terjadi.
4. Rumit, dan Sangat Kompleks.
Dalam mengatur lembaran persediaan agar dapat menyelaraskan jumlah dari produk dengan kondisi di gudang. Dengan cara tersebut para staff persediaan tidak akan berjalan bolak-balik antara lokasi dari barang ke gudang. Dua orang yang akan membuat proses lebih mudah. Yang satu dapat menghitung, dan lainnya dapat merekam berbagai informasi pada lembar kerja.
5. Tidak Menentukan Berapa Kebutuhan Minimum.
Jumlah dari minimum produk yang harus dimiliki dalam persediaan untuk dapat membuat pemesanan berikutnya. Apabila kuantitas dari gudang ternyata memang lebih rendah dari tingkat kebutuhan minimum, segera pesan apa saja yang telah dibutuhkan agar dapat membawa jumlah persediaan pada angka normal. Siklus pemesanan yang buruk hanya akan membuatnya semakain lebih sulit untuk dilacak dan dikelola.
6. Tidak Menggunakan Software Manajemen Persediaan.
Penggunaan software terhadap manajemen persediaan dalam bisnis makanan tentunya dapat menjadikan setiap aspek dari proses inventarisasi secara eksponensial terlihat lebih mudah. Mencari solusi yang lebih kompatibel dengan pemesanan, resep, dan sistem faktur sehingga dengan mudah dapat memantau segala biaya pokok penjualan (COGS), penilaian terhadap persediaan, dan tren dari persediaan. Memilih program yang lebih intuitif dan mudah untuk digunakan bagi setiap anggota tim.
Dalam bisnis yang lebih ideal, sudah seharusnya dari pihak manajemen persediaan harus serba di-otomatisasi. Alat berupa program yang berbasis cloud sekarang sudah banyak yang tersedia untuk dapat melakukan semua ini, tentunya akan lebih menghemat banyak waktu Anda. Para pebisnis masih harus membuat keputusan akhir tentang lini produk yang akan dijualnya, akan tetapi biarkanlah sistem yang nantinya akan menangani sisa dari proses dengan software.
Dengan sistem manajemen persediaan yang lebih tepat, para pemilik bisnis tentunya akan dapat lebih terfokus pada apa saja yang lebih penting. Kontrol otomatis dari persediaan bisnis agar dapat melakukan hal terbaik, berkonsentrasi dalam membangun bisnis.
Apabila pembaca membutuhkan bantuan dan pendampingan tentang perkembangan bisnis dan konsultasi bisnis atau seputar software akuntansi, silahkan hubungi 0818521172, atau email ke groedu@gmail.com atau groedu_inti@hotmail.com