Sungguh membanggakan memang prestasi yang telah di buktikan oleh perindustrian manufaktur peralatan militer Indonesia. Tidak semua peralatan tempur militer Indonesia diimpor dari negeri adi daya atau dari negara yang memiliki teknologi tempur lebih maju (USA), tetapi ada pula sebagian yang telah dihasilkan produksi anak negeri sendiri.
Salah satunya adalah : Senapan sniper SPR 2 buatan PT. Pindad Yang digunakan oleh pasukan khusus angkatan darat (Kopassus TNI-AD) yang sempat menghebohkan dunia baru-baru ini.
1. Senapan canggih Sniper SPR 2 buatan PT. Pindad Indonesia.
Senapan Sniper Canggih SPR 2 Buatan Pindad untuk Kopassus. Hampir sebagian besar alutsista produksi PT. Pindad digunakan oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI). Produk alutsista yang mampu dibuat oleh Pindad memiliki kualitas dari industri yang berpelat merah ini sudah diakui dunia.
Tak hanya itu, senjata buatan Pindad senapan sniper SPR 2 ini tidak bisa dibuat oleh sembarang negara. Tidak kurang dari 4 negara yang mampu memproduksi senapan yang memiliki kualitas hampir sama seperti sniper SPR 2 ini, di antaranya adalah Amerika dan beberapa Negara di Eropa.
• Spesifikasi Senapan Sniper SPR 2.
Senapan sniper SPR 2 tergolong besar dikelasnya. SPR 2 memiliki amunisi kaliber 12,7 milimeter. Di pasaran internasional biasanya hanya 5,62 milimeter, jangkauan tembaknya bisa mencapai hingga ribuan meter. Senapan SPR 2 ini jangkauannya bisa mencapai 2 km. Namun jarak efektifnya adalah hanya 1 km.
Sangat sedikit sekali senjata sniper buatan luar negeri yang mampu untuk bersaing dengan SPR 2. Kebanyakan sniper buatan luar negeri jangkauan targetnya adalah di bawah SPR 2 dan saingan utamanya adalah sniper black arrow dan truvellow namun keduanya masih berjangkauan tembak di bawah SPR 2. Senapan sniper SPR 2 buatan PT Pindad memiliki banyak sekali kelebihan diantaranya adalah amunisinya memiliki sifat yang terbilang istimewa, lalu apa saja keistimewaannya? Yaitu : sewaktu mengenai target sasaran amunisinya mampu memberikan 3 efek sekaligus, yaitu :
1. Menembus.
2. Membakar.
3. Meledak di dalam target dalam satu waktu saja.
Amunisinya 12,7 mm mengandung bahan anti material, peluru jenis ini bisa menembus baja tebal termasuk kendaraan lapis baja. Jenis peluru seperti ini banyak ditakuti oleh sebagian besar Negara karena mampu untuk menembus tank dan kendaraan lapis baja. Senapan sniper SPR 2 ini berawal saat tahun 2003, TNI memiliki 3 pucuk senjata sniper dari negara lain namun tidak berani untuk melakukan pengujian karena terlalu berat dan besar. Kemudian pada tahun 2006 dilakukan pengujian sendiri oleh PT. Pindad dan akhirnya berusaha untuk memproduksi sendiri.
2. Peluncur Roket NDL-40 Buatan PT. Dirgantara Indonesia (DI).
Peluncur roket berteknologi tinggi ini murni hasil rakitan dan rekayasa tenaga ahli dari dalam negeri. Namanya NDL-40 ( LAU 97). Senjata peluncur roket ini diproduksi oleh PT. Dirgantara Indonesia, dulu lebih popular dengan Industri Pesawat Terbang Nurtanio.
Tidak perlu heran karena perusahaan yang mengadopsi teknologi canggih ini sudah sejak lama berada di bawah kendali seorang ahli pesawat terbang yang juga mantan menristek dan mantan wapres dan presiden Indonesia, Bahruddin Jusuf Habibie. Sebagai seorang teknokrat, B.J. Habibie memang sudah diakui kemampuannya oleh dunia internasional.
Peluncur roket NDL-40 ini menggunakan peluru sistem multi luncur FFAR 2.75 yang diproduksi oleh IPTN sendiri. NDL-40 ini memiliki kemampuan dalam meluncurkan 40 roket dari 40 tabung luncur secara berurutan dengan rentang antara peluncuran roket pertama ke roket kedua selang 0.1 sampai 9.9 detik untuk setiap roketnya.
Dengan kemampuan canggihnya tersebut, NDL-40 diasumsikan mampu menghancurkan sebuah daerah seluas 120.000 meter persegi. Kemampuan luncur NDL-40 ini mampu menjangkau sasaran sejauh 6 km.
• Spesifikasi Peluncur Roket NDL-40
Spesifikasi dari NDL-40 ini di antaranya adalah memiliki sistem peluncur seberat 740 kg, sistem kontrol penembakan seberat 10 kg, sistem bidik beratnya 4.5 kg, dan komando sistem kontrol penembakan seberat 2 kg. Dengan spesifikasi tersebut, NDL-40 memiliki sistem penglihatan lebih dari 6.500 mil dan dapat dipergunakan baik ground to ground (tanah untuk tanah) maupun surface to ground (permukaan ke tanah).
Tabung dari peluncur roket ini yang panjangnya 3.595 mm dengan lebar 1.995 mm memiliki daya tahan sampai dengan 400 kali penembakan, dengan sistem perawatan yang mudah. Hal serupa juga untuk ketahanan dari sistem detainer dan contactor yang sama-sama bisa tahan sampai 4.000 kali penembakan. NDL-40 juga dilengkapi dengan sistem kontrol penembakan secara individual, dengan dimensi panjang 265 mm, tinggi 150 mm memiliki lebar 140 mm.
Dengan sumber daya alam yang melimpah dan sumber daya manusia yang juga sudah mulai kompeten, sebenarnya Indonesia bisa terus menciptakan peralatan militer canggih tanpa tergantung kepada negara-negara maju lain.
Dari tingkat kecakapan dan keahlian rekayasa teknologi, tidak sedikit para tenaga ahli dari Indonesia yang sudah mendapat pengakuan dari dunia internasional. Hanya saja perhatian pemerintah sendiri dalam menyediakan dana untuk peralatan militer ini masih sangat kurang, sehingga peralatan militer Indonesia lebih banyak didominasi oleh peralatan yang sudah tua dan mulai usang.
Terima kasih semoga bisa sedikit menambah wawasan Anda para pembaca sekalian tentang industri manufaktur militer Indonesia yang diperuntukkan bagi pertahanan dan ketahanan Nasional dari intervensi pihak-pihak asing.
Apabila pembaca membutuhkan bantuan dan pendampingan tentang perkembangan bisnis dan konsultasi bisnis atau seputar software akuntansi, silahkan hubungi 0818521172, Office (only call no sms) : 081-59417699 atau email ke groedu@gmail.com bisa juga groedu_inti@hotmail.com