Sepanjang tahun 2018 ini, kita telah melihat bahwa perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok telah mempengaruhi banyak dikondisi perekonomian Indonesia, antara lain melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS sampai menyentuh level 15.300 dan keluarnya aliran dana dari investor luar negeri yang disebabkan oleh adanya kenaikan suku bunga bank di AS dimana hal tersebut berimbas kepada semakin melambatnya laju indeks harga saham gabungan (IHSG).
Walaupun di akhir tahun tekanan ini sedikit mereda namun bukan jaminan bahwa hal ini akan terulang kembali di masa depan sebagai satu bentuk perubahan dinamis pada bidang bisnis internasional. Oleh karena itu, pemerintah semakin mendorong agar lebih banyak pengusaha dalam negeri untuk bisamenghasilkan produk dan layanan yang lebih berkualitas tinggi sehingga dapat dilirik untuk diekspor oleh pasar internasional.
Hal ini sangat berguna bagi para pengusaha dalam negeri untuk lebih memperluas target pasarnya untuk tidak hanya berkutat di pasar dalam negeri saja, yang semakin lama semakin dibombardir juga oleh produk-produk dan layanan dari luar negeri.
Ada dua langkah yang dapat segera diambil oleh para pengusaha dalam hal ini antara lain adalah,
Menciptakan nilai kompetitif pada produk dan layanan
Nilai kompetitif di dalam bisnis sebaiknya mulai dipikirkan dengan baik oleh para pengusaha agar dapat menciptakan faktor ketangguhan bisnis yang lebih handal. Dengan semangat bersaing yang lebih tinggi dan kreatifitas hendaknya sebuah bisnis dapat mengintegrasikan produk dan layanan yang dibuat menjadi sebuah pengalaman bagus yang tak terlupakan oleh para pembeli dan penggunanya.Marilah menengok pada Gojek yang mampu untuk meluaskan sayapnya sampai ke Vietnam, bahwa layanan dijual awal mulanya adalah layanan transportasi online, namun kini semakin menambah macam-macam layanan dan mengintegrasikannya dengan sistem pembayaran uang online Gopay yang semakin menarik dan menambah basis pengguna aplikasinya.
Sejalan dengan peningkatan kualitas pada produk dan layanan tentu juga harus didukung oleh sistem manajemen yang lebih baik di dalam perusahaan. Banyak pengakuan dari klien kami yang merasakan keuntungan setelah dilakukan perbaikan pada sistem manajemen perusahaannya yang memudahkan dalam pengelolaan dan perencanaan, sehingga berujung pada peningkatan omzet dan laba perusahaan yang dihasilkan, serta pengurangan tingkat kebocoran atau kehilangan sebagai akibat dari kurang ketatnya sistem manajemen yang dibuat.
Sebagai tambahan, langkah berikutnya yang juga dapat diambil oleh para pengusaha adalah mendapatkan sertifikasi yang menunjukkan tingkat kualitas dari produk dan layanan yang dihasilkan perusahaan sudah sesuai dengan standar yang berlaku di dunia internasional, antara lain mengikuti standar ISO, GMP, dan sertifikasi lain sebagainya. Hal ini selain akan meningkatkan kepercayaan pelanggan namun juga untuk mengontrol kualitas produk dan layanan yang sudah dihasilkan,dimana dapat mengurangi terjadinya kerusakan dan kebocoran pada internal diperusahaan.
Meningkatkan produktivitas karyawan perusahaan
Tantangan produktivitas terbesar untuk meng-handle karyawan di masa sekarang datang dari segi kemudahan dalam mengakses informasi dan kecanggihan teknologi yang semakin memberikan perluasan dalam mencari peluang untuk peningkatan kompetensi diri. Namun sayangnya hal ini belum diantisipasi oleh perusahaan dengan baik, yang masih menganggap karyawan sebagai alat atau mesin kerja saja, sehingga banyak perusahaan yang kehilangan karyawan dalam waktu yang tidak lama, terutamanya adalah yang cukup berkompeten.
Oleh karena itu maka sebaiknya para pengusaha mulai meningkatkan produktivitas tim karyawan di perusahaan, antara lain dengan cara membuat sistem penggajian dan insentif yang menarik dan berbasiskan pada tingkat produktivitas karyawan, dengan menentukan kriteria dan parameter dari penilaian kinerja utama (KPI/key performance indicator) yang sebenarnya tidak hanya disesuaikan dengan job analysis dari karyawan namun juga dari rencana target bisnis yang ingin bisa dicapai oleh manajemenperusahaan.
Kemudian membuat rencana jenjang karir yang jelas dengan skema remunerasi yang dapat menarik kandidat-kandidat karyawan yang lebih berkompeten dan bersemangat untuk menghadapi tantangan. Salah satu saran dengan membuat gamifikasi dari skema remunerasi karyawan, seperti pengumpulan poin atas keberhasilan dari penyelesaian pekerjaan-pekerjaan yang sudah pernah dilakukan disertai dengan umpan balik (feedback) dari hasil pekerjaan tersebut. Selain dua hal di atas yang merupakan peningkatan dari internal perusahaan, para pengusaha juga sebaiknya memperhatikan perubahan dan tren yang ada di lingkungan eksternal perusahaan yang dapat berpengaruh banyak di tahun 2019 nantinya, seperti beberapa hal di bawah ini.
Perubahan pola konsumsi yang bersifat milenial yang semakin praktis
Semakin majunya teknologi informasi yang semakin memudahkan transaksi-transaksi ekonomis ini tidak hanya dinikmati oleh generasi “milenial” yang berusia 20-30an saja, namun juga dinikmati oleh banyak konsumen dari semua golongan usia. Hal ini menyebabkan persaingan bisnis di dunia online yang sudah tidak lagi niche atau hanya dinikmati oleh sekelompok orang tertentu saja, apalagi dengan didukung oleh semakin banyaknya program promosi yang diberikan oleh para penyedia jasa e-commerce (sepertiTokopedia, Bukalapak,Shopee,dsb.) Untuk menarik banyak perhatian para konsumen yang memberikan tingkat pertumbuhan yang bagus di sektor penjualan online. Namun dengan semakin ramainya di pasar online maka para pebisnis juga perlu melakukan marketing mix yang baik terutama memberikan variasi promosi yang dapat menarik perhatian dari konsumen.
Demikian dengan pergeseran pola investasi dan konsumsi kini yang menjadi lebih bervariasi, jika pada jaman dahulu banyak orang yang memilih investasi dalam bentuk pembelian rumah, logam berharga, deposito, dan lain sebagainya namun kini banyak konsumen yang menyediakan cadangan kelebihan uang untuk melakukan kegiatan dalam bentuk jalan-jalan traveling atau menikmati hiburan (leisure) untuk mendapatkan pengalaman berharga di dalam hidupnya, seperti berwisata keluar negeri atau menikmati konser, dan lain sebagainya.
Penantian Puncak Tahun Politik
Pemilihan Presiden di Indonesia sering dianggap sebagai puncak periode tahun politik dimana presiden terpilih akan menentukan arah pembangunan negara ini selama 5 tahun kedepan. Hal ini menyebabkan awal hingga pertengahan tahun 2019 akan menjadi periode penentuan, antara lain sebagai tahun percepatan pembangunan seperti yang sudah diprogramkan oleh pihak incumbent Presiden Joko Widodo, atau menjadi tahun peralihan jika yang terpilih capres lainnya, yaitu Prabowo Subianto.
Pada umumnya, para pebisnis akan melakukan wait-and-see dan akan menunda beberapa keputusan penting dalam melakukan investasi, terutama jika yang bersifat modal besar sampai selesai waktu proses Pilpres ini. Hal ini juga berpengaruh pada pola konsumsi masyarakat yang akan menahan pembelian barang yang tinggi nilainya, seperti properti dan otomotif. Sehingga akan dirasakan sedikit perlambatan di beberapa sektor bisnis di awal-awal tahun 2019.
Oleh karena itu marilah kita selalu berharap pada kelancaran dan kestabilan politik selama proses Pilpres agar iklim ekonomi dan dunia usaha di Indonesia dapat selalu kondusif dan bertumbuh dengan baik kedepannya.
Semoga ditahun yang baru akan menjadi pertimbangan yang baik bagi para pebisnis untuk mengembangkan dan meningkatkan kinerja perusahaannya dengan lebih baik dengan semangat kreativitas yang lebih tinggi dan memberikan produk dan layanan terbaik bagi para pelanggannya. Semua perubahan yang dicita-citakan akan tercapai jika disertai dengan niat dan impian yang kuat dan tidak mudah menyerah. Bagi Anda yang ingin berkonsultasi untuk strategi pengembangan dan perencanaan bisnis yang baik dapat menghubungi kami di 081252982900 atau email di groedu@gmail.com (Stan Widyanto).