Mengukur keberhasilan tim dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti memberikan umpan balik yang berkelanjutan untuk peningkatan kualitas yang berkelanjutan. Tim yang efektif memberi energi dan menginspirasi anggota tim untuk melakukan pekerjaan terbaik. Sinergi tercapai ketika semua orang bergerak ke arah yang sama untuk mencapai tujuan Bersama, tentu saja tujuan untuk memajukan perusahaan. Mengetahui bagaimana dan apa yang harus diukur dapat membantu tim menyesuaikan diri dan mencapai tingkat efektivitas yang lebih tinggi. Berikut beberapa cara yang bisa Anda lakukan.
1. Amati Dinamika Kelompok
Perilaku kelompok adalah salah satu tanda yang paling jelas tentang seberapa baik sebuah tim bekerja. Pertemuan tim yang ditandai dengan diskusi yang hidup, curah pendapat, tawa, persahabatan dan keterlibatan penuh dari anggota tim menetaskan ide-ide baru dan kreativitas. Interaksi kelompok yang positif menumbuhkan kepercayaan, saling menghormati, kolaborasi, dan motivasi.
Tim yang tidak efektif berkumpul tanpa agenda dan membuang waktu. Peserta terlihat bosan, tidak aktif, dan apatis. Mereka mungkin menunjukkan perilaku pasif-agresif seperti datang terlambat atau melihat ponsel mereka saat orang lain sedang berbicara. Situasi seperti itu mungkin akibat dari anggota tim yang merasa takut untuk berbicara dan berbagi ide. Dinamika ini dapat diubah dengan menanyakan kepada anggota kelompok yang tidak produktif apa yang mereka butuhkan untuk merasa aman, didukung, dan diposisikan untuk sukses.
Baca juga artikel terkait: 4 TIPS MENETAPKAN NORMA YANG MEMUNGKINKAN TIM UNTUK BERKEMBANG DI LINGKUNGAN KERJA HYBRID
2. Nilai Kekhususan Tujuan
Mengukur keberhasilan tim dapat dilakukan dengan melihat tujuan yang telah diidentifikasi tim. Tim yang efektif memiliki tujuan yang jelas yang diketahui oleh semua anggota. Dikenal sebagai tujuan SMART, tujuan tim yang efektif adalah spesifik, terukur, dapat dicapai, realistis dan tepat waktu. Sasaran yang ditargetkan dapat memajukan misi, visi, dan rencana strategis perusahaan jangka panjang.
Dalam beberapa situasi, tim mungkin gagal karena menetapkan terlalu banyak gol. Untuk kembali ke jalurnya, tim harus menetapkan prioritas dan mengurutkan tujuan dalam urutan kepentingan.
Baca juga artikel terkait: 5 ALASAN E-LEARNING MAMPU MENINGKATKAN KINERJA TIM LEBIH BAIK
3. Lacak Indikator Kinerja Utama
Tim yang efektif menggunakan indikator kinerja utama, atau KPI, untuk melacak di mana mereka berada dalam mencapai tujuan dan sasaran. KPI memungkinkan anggota tim untuk memetakan kemajuan secara real time. Tujuan dapat dimodifikasi dan dibagikan dengan anggota tim jika keadaan memerlukan perubahan arah. Menganalisis seberapa cepat tim mencapai KPI mereka dapat memberikan indikasi efektivitas tim secara keseluruhan.
Tim yang tidak efektif tidak memiliki metode yang andal untuk memetakan kemajuan mereka di dasbor dan grafik, atau mereka mungkin tidak cukup sering memasukkan data agar berguna. Tim yang tidak efektif mungkin mengandalkan perhitungan tangan atau spreadsheet yang rumit untuk menentukan apakah mereka sesuai jadwal dengan sebuah proyek. Menerapkan perangkat lunak manajemen proyek dapat meningkatkan efisiensi dengan secara otomatis mengukur upaya dan hasil tim. Manajer kemudian menindaklanjuti dengan anggota tim yang tidak menarik beban mereka.
4. Tinjau Umpan Balik Pelanggan
Cara selanjutnya adalah mengukur kinerja tim dengan matriks yang melihat proses dan hasil. Tim yang sukses mendapat skor tinggi dalam menjalankan rapat yang efisien, berkomunikasi secara terbuka, menggunakan data, dan membangun konsensus. Proses yang efektif lebih cenderung menghasilkan kepuasan pelanggan dengan kerja tim, seperti produk baru. Kepuasan pelanggan adalah nilai bersama dari tim yang efektif. Mereka menggunakan survei pelanggan dan kelompok fokus daripada intuisi atau asumsi yang belum teruji tentang apa yang akan dibeli pelanggan.
Tim yang tidak efektif tidak berhubungan dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Mereka tidak repot-repot mengumpulkan dan menganalisis data penilaian atau masukan preferensi pelanggan untuk mendukung ide-ide mereka. Akibatnya, kerja keras mereka mungkin tidak membuahkan hasil. Misalnya, jika tim memenuhi tujuan pengembangan produk mereka, mereka mungkin masih tidak efektif dalam memenuhi tujuan penjualan jika perubahan yang dilakukan pada produk tidak menyenangkan pelanggan.