Sebenarnya sangat banyak sekali dan begitu kompleks dalam hal yang masih bisa dibahas tentang sektor industri manufaktur. Permasalahan yang terdapat pada sektor ini sangat beragam, bahkan dari setiap periode memang terkadang selalu saja bermunculan kasus-kasus dan problem-problem baru seputar industri manufaktur. Mulai dari kasus perlindungan kerja karyawan, perlindungan konsumen sampai kepada rumitnya tingkat permasalahan yang seringkali dihadapi oleh pihak Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU), yang dapat menjadi pembahasan yang sangat menarik yang bisa untuk dijadikan pelajaran yang sangat berharga.
Belum Lagi jika berbicara tentang adanya berbagai pungutan liar yang seringkali dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab yang biasanya mengatasnamakan penduduk, uang keamanan, sampai kepada dana untuk perawatan jalan yang sebenarnya tidak ada masalah. Apabila tidak dibayar, mereka bisa saja akan melakukan tindakan pengancaman, menyebarkan isu fitnah yang tidak baik tentang perusahaan sehingga akan mencemarkan nama baik perusahaan, sampai kepada tindakan untuk memblokade jalanan dan melakukan aksi pelarangan terhadap setiap kendaraan yang ingin menuju atau keluar masuk dari tempat produksi, mereka bahkan bisa saja menghentikan segala proses produksinya.
Semuanya Juga Ingin Bisa Menikmati Hasilnya
Sektor industri manufaktur memiliki berbagai macam tentang sudut pandang yang bisa saja dibahas dengan sangat menarik. Berbagai permasalahan yang biasanya seringkali dihadapi oleh para pengusaha di lapangan tersebut memang terkadang bisa membuat orang-orang biasa yang baru saja terjun ke lapangan (dunia bisnis) menjadikan nyalinya semakin menciut. Misalnya, bagi seorang pengusaha yang bergerak dalam hal pengangkutan material bahan bangunan bangunannya yang bergerak melalui jalur perairan. Karena musim kemarau, biasanya kapal-kapal yang memuat material bangunan tersebut bisa saja beresiko untuk kandas. Hal itu akan memaksa sang pengusaha untuk membongkar muatan di desa tempat kapalnya kandas tersebut.
Para penduduk desa yang mengetahui akan hal itu ternyata langsung mengambil kesempatan dalam kesempitan tersebut. Mereka bernegosiasi sampai dengan melakukan tindakan pengancaman. Penduduk desa menginginkan material itu segera dikeluarkan oleh buruh yang berasal dari penduduk desa tersebut. Kapal yang lebih kecil akan mengangkut material itu juga harus milik dari penduduk. Jasa keamanan selama material belum diangkut ke pabrik juga harus dibayar penuh selama beberapa hari yang diperkirakan barang akan berada di sana dibawah pengawsan penduduk secara bergiliran. Truk yang nanti akan mengangkut barang itu juga harus membayar uang perawatan jalan dan tidak boleh mengangkut lebih dari 5 ton saja.
Sang pengusaha yang telah banyak merugi tersebut harus tersenyum dengan sangat terpaksa dan harus mengikuti semua aturan dari penduduk yang sudah seperti preman pasar. Karena itulah sama sekali tidak mengherankan jika seandainya seringkali terjadi bentrokan diantara para pemilik bisnis yang telah membayar jasa pengamanan dari pihak kepolisian atau jasa security maupun tentara dengan penduduk lokal. Dan terkadang penduduk lokal itu memang benar-benar sangat keterlaluan. Sudah diberi hati, malah mereka minta jantung. Sudah diberi jantung mereka malah meminta nyawa. Mereka tidak mau susah-susah bekerja akan tetapi maunya hanya mendapatkan uang dan tidak peduli uang itu berasal dari mana.
Yang lebih menyakitkan lagi adalah ternyata penduduk yang telah mengangkut material ke daratan itu bekerjanya sangat santai, lambat dan seenaknya sendiri. Mereka memang dibayar harian sehingga semakin panjang waktu yang dibutuhkan untuk mengangkut material ke daratan, maka akan semakin banyak pula uang yang nantinya akan mereka dapatkan. Kerja sedikit melebihi pukul 4 sore, mereka malah meminta uang lembur. Hal seperti inilah yang sudah menjadi seperti penodongan paksa terhadap para pengusaha. Pengusaha yang tidak memiliki mental baja tidak akan mungkin bisa bertahan dari hal-hal semacam ini. Jasa premanismepun semakin meningkat sebagai tameng sebagai tempat perlindungan bagi para pengusaha tersebut.
Belum lagi uang keamanan dan jasa perawatan jalan yang nanti diminta oleh setiap masing-masing rukun tetangga yang berada di sekitar pabrik. Setiap rukun tetangga itu akan meminta jatah sebesar 500 ribu per bulan dan masih ada 4 RT lainnya. Sang pengusaha tentu tidak pernah tahu apakah uang itu benar-benar digunakan untuk perawatan jalan atau hanya dimakan sendiri oleh para ketua RT-nya. Yang ia tahu adalah bahwa bisnisnya harus lancar, aktivitas karyawannya tidak diganggu lagi. Uang yang diberikan itu memang lebih tepat sebagai uang pemerasan atau lebih tepatnya lagi adalah uang perampokan secara halus.
Miris, sangat menyedihkan dan hal seperti contoh diatas memang seringkali terjadi serta banyak menimpa rata-rata para pengusaha lokal Negara ini. Akan tetapi itulah realita yang tetap terus terjadi secara berantai. Begitu banyak preman-preman kotor dengan posisi yang mungkin saja sangat dihargai oleh masyarakat lokal. Mereka bahkan sangat mungkin merupakan orang-orang berpengaruh dimasyarakat yang juga digaji oleh pihak pemerintah. Apakah hal-hal semacam itu tidak bisa diberantas? Ketika pihak berwajib turun tangan, maka yang biasanya terjadi adalah bentrok diantara para aparat keamanan dan pihak masyarakat lokal. Di permukaan, sepertinya masyarakatlah yang seolah-olah dirugikan dalam hal ini dan seringkali dimedia diberitakan sebagai korban. Padahal mungkin saja, pihak masyarakat seperti inilah yang telah begitu beringasnya sampai rela “menodong” kepada pihak pengusaha.
Permasalahan yang sangat rumit seperti ini memang tidak bisa hanya dipandang dari satu sisi saja. Begitu banyak hal yang harus diperhatikan agar pendapat dan cara pandang bisa semakin lurus dan semakin menghindarkan kita dari kesalahpahaman. Emosi suatu saat pasti akan sangat mudah tersulut. Jika sudah seperti ini maka pengusahalah yang harus mau untuk mengalah jika memang ia masih tetap ingin bertahan pada bisnisnya di daerah tersebut. Jika sampai ia tidak mampu bertahan, maka mau tidak mau ia harus segera pergi untuk angkat kaki dari daerah tersebut. Namun lain halnya apabila di pihak masyarakat sekitar perusahaan tersebut sudah cukup cerdas dan para pengusaha juga masih tahu diri. Mereka akan saling bersinergi satu sama lain sehingga masing-masing pihak bisa menikmati kemajuan bersama tanpa ada satupun pihak yang merasa tersakiti.
Hal tersebut seringkali terjadi hampir di mana-mana mulai dari industri manufaktur skala kecil, tingkat menengah sampai kepada yang memproduksi berskala besar. Pihak pemerintah pasti sudah sangat tahu tentang apa yang nanti akan terjadi. Hanya saja, orang-orang yang tidak tahu tentang permasalahan yang sebenarnya terjadi, pastinya mereka hanya akan menduga-duga saja atau bahkan hanya bisa menyalahkan salah satu pihak, dan pihak yang biasanya paling disalahkan dalam hal ini adalah para pengusaha itu sendiri yang dianggap telah banyak mengeksploitasi semua hal yang bisa diambil dari daerah tersebut seenaknya sendiri. Sebenarnya harus ada kerja sama yang baik diantara pihak pemerintah, pengusaha, dan masyarakat sekitar tempat usaha tersebut berada. Jangan sampai ada salah satu pihak yang menjadi korban dan pihak masyarakat juga tidak boleh terlihat seperti preman amatir yang ugal-ugalan dalam menuntut hak mereka secara berlebihan terhadap para pengusaha. Kejadian yang paling sering ditakutkan adalah ternyata dana yang telah diberikan oleh pihak pengusaha itu hanya dimakan sendiri oleh segelintir orang-orang yang tidak bertanggungjawab. Sedangkan daerah itu tetap saja ingin menuntut hak ganti rugi mereka terhadap para pengusahan.
Semakin sulitnya kehidupan membuat banyak orang malah semakin menghalalkan segala cara hanya untuk sekedar mendapatkan sesuap kecil nasi. Pengusaha yang telah merasa dirugikan akhirnya harus memutar otak. Mereka juga menjadi semakin khilaf dan ikut-ikutan dalam melakukan hal-hal yang seharusnya tidak mereka lakukan. Mereka mungkin sudah merasa lelah tidak mendapatkan untung. Dan hal inilah yang menjadi awal dari malapetaka yang lebih besar lagi. Penggunaan bahan-bahan berbahaya dalam proses produksinya agar bisa mendapatkan keuntungan yang semakin berlipat ganda pun tidak pernah ragu lagi untuk dilakukan. Apalagi, jika sudah menyangkut dengan adanya berbagai persaingan dunia bisnis. Banyak sekali teknik dan strategi yang terus diterapkan demi dapat memenangkan sebuah tender/proyek bisnis.
Apabila pembaca membutuhkan bantuan dan pendampingan tentang perkembangan bisnis dan konsultasi bisnis atau seputar software akuntansi, silahkan hubungi 0818521172, Office (only call no sms) : 081-59417699 atau email ke groedu@gmail.com bisa juga groedu_inti@hotmail.com