Bagi konsultan manajemen autopilot, informasi yang sebenarnya harus bisa disajikan di dalam laporan keuangan baik itu adalah berupa angka-angkanya maupun istilahnya (keterangan) harus benar-benar dapat dipahami oleh para pengguna dari laporan tersebut. Pengungkapan pada laporan keuangan yang isinya bisa diasumsikan dan dapat dipahami oleh para penggunanya, baik yang sudah sangat memahahi keuangan maupun bagi mereka yang memiliki keterbatasan pengetahuan tentangnya. Jika dalam pertimbangan konsultan manajemen autopilot bahwa informasi akan menjadi semakin lebih sulit untuk bisa dipahami oleh para pengguna tertentu, maka pihak manajemen juga diperbolehkan untuk tidak menyajikan informasi tersebut terhadap mereka.
Dalam proses penyususnan laporan keuangan yang berupa perbandingan antara manfaat yang sudah diperoleh tetap harus lebih besar daripada segala biaya-biaya yang sudah dikeluarkan untuk menyusun laporan keuangan itu sendiri. Biaya untuk penyajian laporan keuangan yang tidak boleh sampai melebihi sisi manfaatnya. Dengan lebih mengedepankan dari sisi manfaat yang akan diperoleh oleh perusahaan, maka tujuan dari pelaporan keuangan tentunya masih dapat dipahami.
Agar pelaporan keuangan dapat memenuhi tujuan normatifnya, maka sangat perlu untuk lebih meyeimbangkan diantara karakteristik dari laporan keuangan. Jika yang dimaksudkan adalah kevalidan dari laporan keuangan jauh lebih dipentingkan, maka untuk tingkat relevansinya masih dapat berkurang. Begitu juga sebaliknya. Ada kalanya para pengguna dari laporan keuangan lebih memilih dari sisi kevalidan daripada sisi relevansinya, atau juga sebaliknya. Misalnya, untuk pencatatan dari nilai perolehan tanah. Jika perusahaan sudah menyajikan nilai dari tanah berdasarkan harga historisnya, maka akan semakin meningkatkan kevalidan dari laporan keuangan, karena buktinya masih dapat diferifikasikan. Namun jika, peningkatan dari harga tanah malah menjadikan jumlah nilai dari yang disajikan menjadi tidak lagi relevan, atau tidak sesuai dengan harga saat ini.
1. Pelaporan Keuangan Harus Benar-Benar Relevan.
Laporan keuangan bisa dikatakan benar-benar relevan jika isi yang terkandung di dalamnya dapat mempengaruhi pengambilan keputusan dari si penggunanya (pihak manajemen). Agar dapat digunakan dalam pengambilan keputusan, maka laporan keuangan juga harus disajikan dengan tepat waktu dan lebih lengkap. Tepat waktu maksudnya adalah selisih antara waktu pelaporan dengan tanggal pelaporan. Seperti: laporan keuangan pada periode bulan Maret tahun 20016 harus sudah disajikan pada awal bulan april 2016, jarak antara penyajian dengan tanggal laporan diusahakan tidak boleh terlalu jauh. Sehingga untuk pengambilan keputusan tidak sampai tertunda dan terlambat. Laporan keuangan yang lengkap artinya adalah berupa laporan keuangan yang terdiri dari:
1. Laporan posisi keuangan.
2. Laporan kinerja keuangan.
3. Laporan perubahan ekuitas.
4. Laporan arus kas.
5. Catatan atas laporan keuangan.
Selain dari beberapa laporan diatas, laporan keuangan bisa dikatakan lengkap jika memuat tentang rincian dan penjelasan atas laporan keuangan.
2. Laporan Keuangan Harus Handal dan Benar-Benar Terpercaya.
Laporan keuangan harus benar-benar menyajikan fakta yang bisa diferifikasi dan dipertanggungjawabkan. Informasi yang nantinya akan disajikan harus dapat didukung oleh adanya sebuah bukti yang cukup obyektif. Sehingga jika diperiksa oleh pihak yang berbeda, waktu yang berbeda akan tetap menunjukan adanya sebuah hasil kesimpulan yang tidak jauh berbeda dari yang lain. Sifat handal yang harus ada pada laporan keuangan agar tidak berpotensi menyesatkan dan dapat merugikan para penggunanya.
Jika pada suatu hari hasil ferifikasi laporan keuangan telah menunjukan adanya ketidak wajaran, maka ini sama artinya adalah bahwa laporan keuangan tersebut tidak lagi handal. Agar dapat bersifat handal, dalam pencatatan laporan keuangan harus jujur. Transaksi yag dicatat dengan jujur akan menghasilkan laporan yang lebih dapat dipercaya. Kepentingan dalam penyajian laporan keuangan juga harus dapat dihilangkan. Keberpihakan atas kebutuhan masing-masing pihak tertentu pada laporan keuangan dapat menyebabkan bahwa penyajian lapoan keuangan menjadi tidak netral.
Laporan keuangan yang handal harus dicatat dan disajikan benar-benar sesuai dengan substansi, realita ekonominya bukan hanya sekedar pada bentuk hukumnya. Hal ini berarti bahwa antara substansi dengan bentuk hukum memang sama-sama memiliki kedudukan yang penting. Namun jika dihadapkan untuk memilih salah satu diantara keduanya, maka memilih berdasarkan substansi juga lebih tepat. Dengan tetap mengedepankan substansinya, maka keandalan dari laporan keuangan masih dapat dicapai. Kejadian yang mendasari terjadinya transaksi masih dapat diferifikasikan kebenarannya.
Adakalanya dalam penyusunan sebuah laporan keuangan perusahaan akan tetap dihadapkan kepada sebuah ketidakpastian atau keadaan yang kurang menentu. Karena itulah agar laporan keuangan tetap handal, maka dalam penyajiannya harus tetap mempertimbangkan dengan lebih berhati-hati. Keadaan yang tidak pasti biasanya akan melibatkan tidak hanya satu pihak saja, namun bisa lebih dari banyak pihak. Hasil keputusan bersama pada sebuah kejadian akan berdampak sangat besar pada masa depan perusahaan. Jika dihubungkan dengan sebuah kejadian transaksi melalui transakis lainnya, maka inilah yang menjadikan laporan keuangan tetap bersifat handal.
Informasi yang dinilai cukup material jika kelalaian (Omission) atau kesalahan (Misstatement) dalam penyajian dari informasi keuangan akan semakin berdampak besar kepada keputusan yang nantinya akan diambil oleh para penggunanya. Tingkat materialitas yang digunakan untuk mengukur suatu nilai transaksi harus berdasarkan kepada kebijakan dari manajemen. Internal memo yang sudah tertulis. Dari bukti kebijakan manajemen yang sudah tertulis itulah yang nantinya akan dapat meningkatkan keandalan dari laporan keuangan.
3. Laporan Keuangan Harus Dapat dibandingkan.
Laporan keuangan akan menjadi sangat berguna jika informasinya dapat diperbandingkan dengan periode yang lalu maupun dengan laporan keuangan yang sudah dihasilkan oleh entitas-entitas lain. Membandingkan laporan keuangan yang berbeda periode akan sangat membantu pihak manajemen dalam mengevaluasi bagaiaman kinerja perusahaan, apakah semakin menurun atau justru malah semakin naik dengan asumsi bahwa kebijakan yang akan digunakan adalah sama. Membandingkan antara laporan keuangan yang telah disajikan oleh entitas lain akan dapat membantu pihak manajemen dalam mengetahui sejauh mana perusahaan tersebut telah berkembang dan dapat digunakan sebagai strategi benchmarking kinerja perusahaan terhadap perusahaan lainnya.
Nah, itulah sedikit penjelasan tentang bagaimana caranya agar laporan keuangan dapat menjadi lebih lebih berkualitas. Semoga bisa bermanfaat dalam menambah wawasan para pembaca sekalian. Diharapkan setelah membaca artikel ini, maka para pembaca akan mampu dalam meningkatkan kualitas dari laporan keuangan (IRW). Jika para pembaca sekalian membutuhkan penjelasan yang lebih detail terkait dengan artikel di atas, atau membutuhkan software akuntansi yang dapat untuk meningkatkan kualitas dari laporan keuangan silahkan menghubungi groedu@gmail.com atau kontak 081-8521172 atau 081-252-982900. Kami siap membantu Anda!