
Memahami tentang bagaimana kinerja dari sebuah perusahaan yang lebih banyak diukur hanya berdasarkan dengan pertimbangan rasio-rasio keuangan selama satu periode tertentu saja. Pengukuran yang berdasarkan dari rasio keuangan seperti ini memang sangatlah bergantung kepada metode atau perlakuan akuntansi yang nantinya akan digunakan dalam menyusun laporan-laporan keuangan milik perusahaan.
Seringkali dari segi kinerja perusahaan yang terlihat semakin baik dan semakin meningkat hanya dari satu sisi saja, namun ternyata malah sama sekali tidak ada peningkatan, bahkan semakin menurun jika dilihat dari sisi yang lainnya. Untuk saling melengkapi dan menemukan nilai kinerja perusahaan yang sesungguhnya, maka biasanya perusahaan akan menggunakan perbandingan dari rasio dengan sistem perhitungan Return on Investment/Pengembalian Investasi (ROI).
Lalu, apa yang dimaksud dengan ROI (Return on Investment/Pengembalian Investasi) ini? Berikut adalah sedikit penjelasan detail dari konsultan manajemen autopilot tentang rasio ROI.
Return On investment/Pengembalian Investasi (ROI) atau return on asset (laba atas asset) adalah untuk menunjukan tentang bagaimana kemampuan dari perusahaan dalam menghasilkan laba dari jenis aktiva yang selama ini sudah dipergunakan. Dengan cara mengetahui rasio jenis ini, maka Anda akan mengetahui apakah perusahaan sudah cukup efisien dalam memanfaatkan aktivanya pada berbagai kegiatan operasional perusahan atau masih belum? Rasio ROI seperti ini juga mampu memberikan ukuran yang jauh lebih baik atas tingkat profitabilitas dari perusahaan, karena sudah menunjukan tingkat efektivitas manajemen dalam hal menggunakan aktiva untuk memperoleh pendapatannya.
Apa Saja Kelebihan dan Kekurangan Dari Penggunaan Analisis ROI?
1. Kelebihan/Manfaat analisis ROI.
• Sebagai salah satu manfaat yang lebih bersifat prinsipil dan menyeluruh. Jika sebuah perusahaan sudah menjalankan praktek akuntansi dengan lebih baik, maka pihak manajemen dengan cara menggunakan teknik analisis ROI akan dapat mengukur tingkat efisiensi dari penggunaan modal kerjanya, efisiensi produk dan efisiensi penjualannya.
• Jika perusahaan sudah memiliki data industry, sehingga dapat diperoleh ratio industri, maka dengan cara analisis ROI seperti ini akan dapat dibandingkan tingkat efisiensi dari penggunaan modal pada perusahaannya dengan perusahaan lainnya yang sejenis, sehingga akan dapat diketahui apakah perusahaannya tersebut masih berada di bawah, sama, atau bahkan di atas rata-rata dari perusahaan lain yang sejenis.
• Analisis ROI dapat digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dari tindakan-tindakan yang sudah dilakukan oleh divisi atau bagian lain, yaitu dengan cara mengalokasikan semua biaya dan modal ke dalam bagian yang bersangkutan, sehingga akan dapat semakin mengurangi investasi pada penggunaan asset yang terlalu berlebihan.
• Analisis ROI juga dapat digunakan untuk pengukuran profitabilitas dari setiap masing-masing produk yang sudah dihasilkan oleh perusahaan. Dengan cara menggunakan “product cost system/sistem biaya produk” yang baik, modal dan biaya yang dapat dialokasikan terhadap berbagai jenis produk yang sudah dihasilkan oleh perusahaan yang bersangkutan, sehingga akan dapat dihitung profitabilitas dari setiap masing-masing produk.
• ROI sangat berguna untuk keperluan kontrol, juga sangat berguna untuk proses perencanaan. Misalnya ROI yang dapat digunakan sebagai dasar utama untuk pengambilan keputusan ketika perusahaan akan mengadakan ekspansi pasar.
2. Kekurangan Penggunaan Analisis ROI (Return On Investment).
• Salah satu kelemahan yang lebih prinsipil dari penggunaan ROI ini adalah tentang kesukaran dalam hal membandingkan antara tingkat Rate of Return dari suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya yang sejenis, karena untuk jenis praktek akuntansi yang selama ini sudah digunakan oleh setiap masing-masing perusahaan tersebut adalah juga masih berbeda-beda. Perbedaan metode dalam hal penilaian terhadap berbagai jenis aktiva antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain akan semakin memberikan gambaran antara perbandingan yang benar-benar salah.
• Kelemahan lain yang juga terletak dari adanya fluktuasi nilai dari uang (daya beli) dari suatu mesin atau perlengkapan tertentu yang sudah dibeli dalam keadaan inflasi dan nilainya juga berbeda dengan jika membeli pada waktu sedang tidak terjadi inflasi dan hal-hal semcam ini akan sangat berpengaruh besar dalam menghitung investment dan profit marginnya.
• Analisis ROI juga tidak dapat dipergunakan untuk mengadakan perbandingan antara dua perusahaan atau lebih karena ROI yang sudah diperoleh dari dua rasio yang masing-masing juga mengandung unsur penjualan dimana penganalisa yang tidak mengetahui bagaimana sebab dari terjadinya perubahan dalam penjualan tersebut.
• Terkadang dari adanya perhitungan ROI juga semakin mendorong untuk terjadinya myopic behavior/perilaku rabun, yaitu dari pihak manajer hanya akan menjadi semakin lebih berfokus kepada keuntungan untuk jangka pendek saja, yang justru malah akan semakin membebani badan usaha secara keseluruhan untuk waktu jangka panjang.
Nah, itulah sedikit penjelasan dari konsultan manajemen autopilot tentang apa saja kelebihan dan kekurangan dari penggunaan analisis rasio Return On Asset (Laba Atas Asset) atau yang biasa disebut dengan Return On Investment/Pengembalian Investasi (ROI). Semoga bisa bermanfaat dalam menambah wawasan Anda sekalian, terimakasih dan salam sukses.
Apabila pembaca sekalian membutuhkan pelatihan manajerial, software Accounting, serta software HRD dan Payroll silahkan hubungi groedu@gmail.com atau kontak 081-8521172 atau 081-252-982900. Kami siap membantu Anda.