Ketika dunia memulai poros lambatnya dari mengelola krisis COVID-19 hingga pemulihan dan pembukaan kembali ekonomi, jelas bahwa periode penguncian sebelumnya telah berdampak besar pada cara hidup orang. Periode penularan, isolasi diri, dan ketidakpastian ekonomi akan mengubah cara konsumen berperilaku, dalam beberapa kasus untuk tahun-tahun mendatang. Perilaku konsumen baru ini akan menjangkau semua bidang kehidupan, dari cara kami bekerja hingga cara kami berbelanja hingga cara kami menghibur diri, berikut beberapa diantaranya.
Perilaku Baru Akan Mengubah Masa Depan Industri
Orang hidup secara berbeda, membeli dengan cara berbeda dan dalam banyak hal, berpikir secara berbeda. Rantai pasokan telah diuji, banyak pengecer pernah menutup pintu, konsumen di seluruh dunia pun kini melihat produk dan merek melalui lensa atau cara baru. Penelitian kami menunjukkan bahwa kebiasaan baru yang terbentuk sekarang akan bertahan setelah krisis ini, secara permanen mengubah apa yang selama ini menjadi kebiasaan orang banyak, bagaimana dan di mana kita berbelanja, dan bagaimana kita hidup dan bekerja. Meskipun krisis ini terus berkembang, dengan menelusuri perubahan yang terjadi sekarang, kita dapat mempertimbangkan apa yang harus dilakukan bisnis consumer goods hari ini untuk mempersiapkan apa yang akan terjadi selanjutnya.
Mengenal Konsumen Dalam Krisis
Konsumen sangat prihatin dengan dampak COVID-19, baik dari segi kesehatan maupun ekonomi. Orang-orang merespons dengan berbagai cara seperti pada perilaku dan kebiasaan membeli mereka. Orang-orang di seluruh dunia merasa takut saat mereka berusaha beradaptasi dengan normal baru. Ketakutan semakin tinggi ketika individu merenungkan apa arti krisis ini bagi mereka, tetapi yang lebih signifikan, apa artinya bagi keluarga dan teman mereka, dan masyarakat pada umumnya.
Konsumen menanggapi krisis dengan berbagai cara. Beberapa merasa cemas dan khawatir, memicu rasa panik karena membeli bahan pokok dan produk kebersihan. Di sisi lain, beberapa konsumen tetap acuh tak acuh terhadap pandemi dan melanjutkan bisnis mereka seperti biasa, meskipun ada rekomendasi dari pemerintah dan profesional kesehatan. Perusahaan CPG perlu memahami bagaimana konsumen mereka bereaksi, dan mengembangkan strategi pemasaran yang disesuaikan dan dipersonalisasi untuk masing-masing. Hari-hari pemasaran satu ukuran untuk semua sudah berakhir.
Perilaku Membeli Yang Baru Di Normal Baru
Mengapa, apa, dan bagaimana konsumen membeli kini berubah karena wabah COVID-19. Prioritas konsumen telah menjadi terpusat pada kebutuhan paling dasar, mengirimkan permintaan untuk produk kebersihan, kebersihan dan kebutuhan pokok melonjak, sementara kategori non-esensial merosot. Faktor-faktor yang memengaruhi keputusan merek juga berubah seiring percepatan tren “beli lokal”. Perdagangan digital juga mengalami peningkatan karena konsumen baru bermigrasi secara online untuk berbelanja bahan makanan – peningkatan yang kemungkinan besar akan berkelanjutan setelah wabah.
Di saat seperti ini, kebutuhan kita akan kebutuhan dasar hidup lebih diutamakan. Tidak mengherankan jika kesehatan pribadi menjadi prioritas utama konsumen yang kami survei, diikuti oleh kesehatan teman dan keluarga. Keamanan pangan dan medis, keamanan finansial dan keamanan pribadi adalah prioritas utama lainnya. Virus ini telah mempercepat tiga tren jangka panjang:
- Fokus yang terus meningkat pada kesehatan.
Merek CPG harus memperhatikan perubahan ini dan menjadikannya prioritas untuk mendukung gaya hidup sehat bagi konsumen, pembeli, dan karyawan. Memiliki “strategi kesehatan” akan menjadi pembeda strategis di masa mendatang. - Peningkatan konsumsi sadar.
Konsumen lebih memperhatikan apa yang mereka beli. Mereka berusaha keras untuk membatasi limbah makanan, berbelanja dengan lebih sadar biaya, dan membeli opsi yang lebih berkelanjutan. Merek perlu menjadikan ini sebagai bagian penting dari penawaran mereka (misalnya dengan menjelajahi model bisnis baru). - Menumbuhkan cinta lokal.
Keinginan untuk berbelanja secara lokal tercermin baik dalam produk yang dibeli konsumen (misalnya bersumber secara lokal, artisanal) dan cara mereka berbelanja (misalnya, mendukung toko komunitas). Merek CPG perlu mencari cara untuk terhubung secara lokal – baik itu dengan menyoroti asal-usul lokal, menyesuaikan dengan kebutuhan lokal, atau terlibat dengan cara yang relevan secara lokal.
Tenaga Kerja Jarak Jauh
Orang-orang bekerja dari rumah saat bisnis menutup pintu dan mendorong pekerjaan jarak jauh. Banyak karyawan yang belum pernah bekerja jarak jauh sebelumnya, kini berencana untuk melakukannya lebih sering di masa mendatang. Persentase yang tinggi dari karyawan merasa mereka memiliki lingkungan dan alat yang tepat untuk pekerjaan jarak jauh, tetapi beberapa kehilangan kontak sosial. Secara keseluruhan, karyawan merasa majikan mereka telah mengambil langkah yang tepat untuk melindungi kesehatan mereka dan memberi mereka informasi yang baik.
Karyawan yang sekarang bekerja dari rumah secara luas merasa positif tentang pengalaman tersebut. Tidak mengherankan, mereka yang sebelumnya bekerja dari rumah cenderung merasa lebih produktif di rumah daripada pendatang baru dan merasa bahwa mereka lebih puas secara profesional daripada di kantor. Perusahaan CPG yang memiliki strategi kerja virtual akan memperkuat proposisi nilai karyawan mereka dan menunjukkan bahwa mereka berhubungan dengan preferensi karyawan mereka. Dan untuk manajemen SDM secara jarak jauh, kami telah berpengalaman selama bertahun-tahun bekerja di sektor penjualan baik secara offline atau online (jarak jauh) dan ini membuat kami berada di posisi yang tepat untuk memberikan saran serta keahlian. Tertarik? Mengapa tidak menghubungi tim ahli kami dan memulai perjalanan Anda bersama kami hari ini? Hubungi kami melalui email groedu@gmail.com, atau bisa langsung menghubungi kami melalui nomor whatsapp 0812-5298-2900. Kami siap membantu Anda.