Dalam menjalankan segala kegiatan operasionalnya, perusahaan membutuhkan yang namanya depertemen sumber daya manusia (HRD). Sumber daya manusia ini memang harus dialokasikan secara tepat agar bisa semakin meningkatkan produktivitas perusahaan secara lebih maksimal. Untuk itulah keberadaan dari divisi Human Resource (HR) memang sangat dibutuhkan dalam menjalankan segala fungsi-fungsi perusahaan ini. Orang-orang yang bekerja pada divisi ini harus tetap fokus dalam mengelola SDM perusahaan.
Agar bisa lancer dalam menjalankan misi tersebut, mereka membutuhkan dana perusahaan yang tidak sedikit. Karena itulah tidak jarang hal seperti ini menyebabkan pengeluaran biaya HR akan menjadi semakin membengkak. Apakah Anda adalah salah satu yang mengalaminya? Bisa jadi pembengkakan biaya HR tersebut bisa saja disebabkan karena beberapa hal berikut ini.
1. Pemborosan Inventaris Milik Perusahaan Secara Besar-Besaran.
Dalam menjalankan tugasnya, seorang HR pastinya akan banyak sekali mencatat dan mencetak dokumen-dokumen yang berhubungan dengan data maupun kesejahteraan karyawan. Hal inilah yang nantinya akan menyebabkan terjadinya pemborosan kertas yang begitu besar. Akan ada banyak sekali dokumen yang terus menumpuk. Padahal, cara yang seperti ini masih kurang efektif, namun justru malah akan semakin mengakibatkan pemborosan besar-besaran. Anda akan membutuhkan sejumlah rim kertas untuk mencetak berbagai dokumen. Belum lagi apabila dokumen-dokumen tersebut ada yang hilang atau terbuang. Tentunya pemborosan tersebut akan menjadi sangat sia-sia.
Pada era yang serba modern seperti sekarang ini, sebagai seorang HRD, Anda harus mampu untuk memanfaatkan teknologi untuk memfollow up pengelolaan karyawan Anda. Alih-alih mencetak data pada kertas dan menyimpannya, sebaiknya manfaatkan layanan penyimpanan program HR yang berbasis cloud untuk menyimpan segala dokumen penting Anda. Selain sangat menghemat, cara seperti ini juga termasuk yang paling efektif karena bisa mencari data yang diinginkan sewaktu-waktu dan kapan saja tanpa terbatas oleh tempat dan waktu.
2. Terlalu Sering Melakukan Training di Luar.
Seiring dengan perkembangan zaman, perilaku konsumen juga akan ikut berubah dari waktu ke waktu. Untuk menjawab kebutuhan konsumen yang semakin bermacam-macam, setiap pebisnis harus mampu memberikan apapun yang mereka butuhkan. Hal inilah yang nantinya akan semakin berimbas pada setiap karyawan perusahaan. Agar tidak sampai tergilas oleh perkembangan zaman, maka perusahaan juga harus menyesuaikan tentang pengetahuan yang dimilikinya. Akan ada banyak hal-hal baru yang harus dikenalkan pada masing-masing karyawan Anda.
Apalagi jika Anda ingin mengeluarkan produk yang benar-benar baru dan berbeda dari produk sebelumnya, dan tentunya karyawan harus mendapatkan “pendidikan/pelatihan” yang mampu dalam untuk menunjang eksekusi tersebut. Andapun harus menjadwalkan banyak sekali training di luar perusahaan dengan harapan untuk dapat meningkatkan kualitas karyawan Anda. Dan cara seperti inilah yang terbilang bagus, namun masalahnya adalah apabila dilakukan terlalu sering, maka akan bisa mengakibatkan pemborosan yang terlalu besar bagi keuangan perusahaan. Terlebih lagi, dengan terlalu seringnya Anda memberikan training yang lebih bersifat eksternal kepada karyawan tersebut, maka akan menjadikan mereka semakin bertambah bosan. Dan alhasil, pengetahuan baru tidak akan pernah bisa terserap dengan maksimal kepada mereka.
3. Intensitas Training yang Kurang Efektif.
Apabila melakukan training perusahaan, maka sebaiknya jangan hanya dipukul rata saja, namun Anda harus lebih fokus terhadap setiap masing-masing bidang dan divisi. Setiap divisi memang membutuhkan proporsi training yang berbeda-beda. Terlalu banyak jadwal melakukan training justru malah akan menjadikan karyawan Anda merasa lebih bingung, sehingga hasilnyapun akan menjadi kurang efektif. Lebih baik lakukan training sekali saja selama beberapa bulan sesuai dengan kebutuhan agar menjadi lebih efektif bagi karyawan Anda.
4. HR yang Terlalu Banyak Ikut Campur Dalam Urusan yang Berhubungan dengan Bidang Administrasi.
Penurunan efektivitas dari HR bisa juga disebabkan oleh semakin kurangnya efektivitas dari sistem itu sendiri. Misalnya, bukannya mengelola permasalahan karyawan dan tentang bagaimana dalam mengoptimalkan kinerja mereka terhadap perusahaan, namun justru HR malah lebih sibuk dalam mengurusi permasalahan administrasi perusahaan. Tentunya hal ini akan sangat membuang-buang waktu dan hasilnya juga masih tetap kurang efektif bagi departemen HR itu sendiri.
5. Proses Perekrutan yang Terlalu Panjang dan Seharusnya Tidak Perlu.
Untuk menjawab berbagai kebutuhan pasar dan untuk menambah produktivitas dari perusahaan, Anda juga masih tetap perlu untuk menambah jumlah karyawan. Namun apakah memang benar demikian? Sebelum akan melakukan perekrutan, sebaiknya Anda harus melihat terlebih dahulu tentang bagaimana potensi SDM yang dimiliki saat ini. Bisa jadi sebenarnya Anda juga tetap bisa semakin meningkatkan produktivitas dengan cara mengoptimalkan SDM yang sudah ada, sehingga perekrutan hanya akan membuang-buang uang perusahaan dengan saja.
Memang benar departemn HR ini juga memegang peranan yang begitu penting karena mereka harus bertanggungjawab dalam hal mengelola SDM, yang mana hal tersebut sangat berpengaruh besar terhadap produktivitas perusahaan. Namun, untuk peningkatan mutu dari kualitas SDM juga harus lebih memperhatikan tentang bagaimana kondisi perusahaan. Sudah menjadi tugas bagi seorang HR untuk mengelola SDM secara lebih efektif dan efisien apabila memanfaatkan uang milik perusahaan.
Apabila pembaca membutuhkan bantuan dan pendampingan tentang perkembangan bisnis dan konsultasi bisnis atau seputar software akuntansi, silahkan hubungi 0818521172, Simpati : 081-252-982-900, Office (only call no sms) : 0811-3444-910 atau email ke groedu@gmail.com bisa juga groedu_inti@hotmail.com